Setiap bulan haji, penyakit
meningitis seperti mencuat lagi. Sebab, salah satu syarat pemberian visa haji
yang diajukan pemerintah Arab Saudi adalah sertifikat vaksinasi meningitis.
Arab Saudi sebenarnya bukan daerah endemi meningitis meningokokus. Namun,
karena calon haji juga datang dari negara-negara yang dikenal sebagai “sabuk
meningitis” di Afrika, seperti Burkina Faso, Zambia, Sudan, dan Etiopia, mereka
pun waspada.
Sebenarnya, apa itu
meningitis?
Meningitis disebabkan bakteri Neisseria meningitis, yang juga dikenal dengan nama meningokokus. Bisa ditularkan secara langsung melalui percikan cairan dari hidung dan tenggorokan pada saat batuk atau bersin, dari penderita atau pembawa (carrier) meningitis. Bakteri ini menyerang selaput otak dan menyebabkan peradangan pada membran atau selaput yang melapisi otak dan saraf tunjang sehingga menimbulkan cacat dan kematian.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan penderita meningitis yakni demam, sakit kepala, dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai dua hari. Tanda dan gejala lainnya adalah fotofobia (takut atau menghindari sorotan cahaya terang), fonofobia (takut atau terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, susah untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Bila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, penderita harus secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan intensif. Pemeriksaan fisik dan labratorium meliputi tes darah (elektrolit, fungsi hati dan ginjal, darah lengkap), dan rontgen paru akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit. Sementara pemeriksaan yang sangat penting bila penderita diduga meningitis adalah lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosis positif meningitis, pemberian antibiotik secara intravena (suntik) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari risiko komplikasi.
Meningitis, diungkapkan dr. Czeresna Heriawan Soepoyo, Sp.PD-Kger, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, bergantian peralatan makan, pemakaian sikat gigi bersama, atau merokok bergantian dalam satu batang. Sebagai langkah pencegahan, selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah ke toilet umum. "Paling baik tentu meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.
Meningitis disebabkan bakteri Neisseria meningitis, yang juga dikenal dengan nama meningokokus. Bisa ditularkan secara langsung melalui percikan cairan dari hidung dan tenggorokan pada saat batuk atau bersin, dari penderita atau pembawa (carrier) meningitis. Bakteri ini menyerang selaput otak dan menyebabkan peradangan pada membran atau selaput yang melapisi otak dan saraf tunjang sehingga menimbulkan cacat dan kematian.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan penderita meningitis yakni demam, sakit kepala, dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai dua hari. Tanda dan gejala lainnya adalah fotofobia (takut atau menghindari sorotan cahaya terang), fonofobia (takut atau terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, susah untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Bila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, penderita harus secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan intensif. Pemeriksaan fisik dan labratorium meliputi tes darah (elektrolit, fungsi hati dan ginjal, darah lengkap), dan rontgen paru akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit. Sementara pemeriksaan yang sangat penting bila penderita diduga meningitis adalah lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).
Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosis positif meningitis, pemberian antibiotik secara intravena (suntik) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari risiko komplikasi.
Meningitis, diungkapkan dr. Czeresna Heriawan Soepoyo, Sp.PD-Kger, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, bergantian peralatan makan, pemakaian sikat gigi bersama, atau merokok bergantian dalam satu batang. Sebagai langkah pencegahan, selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah ke toilet umum. "Paling baik tentu meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar