Sabtu, 06 September 2014

HIPERBARIK: MENYELAM, TETAPI KERING


Terapi hiperbarik adalah pengobatan dengan cara menghirup udara murni atau 100 persen yang dialirkan pada tekanan udara yang lebih besar daripada atmosfer normal. Oksigen diberi tekanan tinggi sehingga menjadi oksigen cair dan bisa masuk ke seluruh aliran darah. Kondisi demikian akan meningkatkan penyerapannya berkali-kali lipat.

Mekanisme pengobatan dalam terapi hiperbarik adalah sebagai berikut:

1. Hiperoksidasi, memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi di daerah yang aliran darahnya buruk.

2. Neovaskularisasi, efek terapeutiknya meningkatkan pemecahan fibrobast, pembentukan kolagen baru, dan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk neovaskularisasi seperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi, osteomyelitis refrakter, dan ulkus kronis.

3. Hiperoksia akan meningkatkan aktivitas antimikroba. Terapi hiperbarik menghambat atau menginaktivasi toksin pada infeksi kuman Klostridium perfringens (gas gangren). Hiperoksia meningkatkan fagositosis dan membunuh sel darah putih yang teroksidasi serta meningkatkan aminoglikosida.

4. Efek penekanan langsung, menggunakan konsep hukum boyle untuk mengurangi volume intravaskular atau gas bebas lainnya.

5. Hiperoksia menyebabkan timbulnya vasokonstriksi. Ini terjadi tanpa disertai komponen hipoksia dan sangat menolong mengurangi timbulnya endema interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft). Pada luka bakar, terapi hiperbarik mengindikasikan penurunan yang bermakna pada kebutuhan cairan untuk resusitasi.

6. Penurunan perfusi akibat cedera. Banyak kerusakan berhubungan dengan proses perfusi, yang terjadi akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuai atau menyimpang. Terapi hiperbarik berperan mencegah aktivasi lekosit yang menyimpang. Pada keadaan demikian, terapi ini dapat mempertahankan jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses cedera (iskemia dan gangguan perfusi).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar